Mentan Amran: Target IB 11 Ribu Per Hari, Peternak Dapat Manfaat Rp.30 Triliun

By Admin


nusakini.com - Pemerintah menargetkan inseminasi buatan (IB) pada 11.000 ekor sapi indukan setiap hari di seluruh Indonesia untuk mencapai target empat juta ekor pada 2017 dalam program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) dengan target lahir pedet (anak sapi) tiga juta ekor, jika seekor pedet harganya Rp10 juta maka peternak mendapat manfaat Rp30 triliun, dua tahun kemudian menjadi Rp120 triliun dari harga sapi muda Rp40 juta per ekor.

Hal itu dikemukakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Selasa (15/11/2016) pada pencanangan IB serentak nasional 11.000 ekor per hari, yang dilakukan di Sentra Sapi Perah di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. 

"Hari ini kita canangkan IB pada 11 ribu ekor sapi setiap hari di seluruh Indonesia, gerakan ini kita lakukan kontinyu, karena pengalaman 2015 dan 2016 menghasilkan 1,4 juta ekor pedet dari hasil IB, kalau dikali harga pedet Rp10 juta berarti Rp14 triliun manfaat yang dinikmati peternak tahun ini," kata Mentan Amran. 

Dia menguraikan manfaat dan laba yang akan diperoleh peternak dari program Upsus Siwab, dari empat juta ekor sapi yang mendapat IB hingga setahun ke depan maka diperkirakan menghasilkan tiga juta pedet, yang harganya Rp10 juta per ekor maka peternak akan mendapat manfaat Rp30 triliun pada tahun depan. 

Setelah pedet berumur dua tahun menjadi sapi muda maka harganya meningkat hingga Rp40 juta per ekor pada 2019, berarti peternak di seluruh Indonesia mendapat manfaat sekitar Rp120 triliun sebagai nilai tambah dari pemeliharaan pedet selama dua tahun. 

"Saya ingatkan jangan biarkan sapi indukan berkeliaran, biarkan mereka bunting. Kalau ada masalah kesehatan maka laporkan ke dinas terkait, kami sudah siapkan dokter hewan untuk mengatasinya," kata Mentan yang didampingi Ketua Upsus Siwab, Syukur Iwantoro yang juga menjabat Staf Ahli Mentan bidang investasi. 

Dia menambahkan, program Upsus Siwab merupakan penjabaran dari instruksi Presiden RI Joko Widodo agar Indonesia mencapai swasembada protein pada sembilan tahun ke depan, hal itu adalah masalah strategis nasional dan Indonesia harus mampu mengatasinya secara mandiri. 

"Presiden Jokowi menginstruksikan Kementan untuk hadir di tengah petani dan peternak, mengetahui masalah mereka dan mencari solusi tepat demi pertanian nasional," kata Mentan. 

Skema Pembiayaan Koperasi 

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah RI akan mendukung skema biaya pemeliharaan pedet melalui badan usaha koperasi sehingga peternak rakyat tetap mendapatkan penghasilan selama memelihara dan penggemukan, dari hasil studi Kementan diperkirakan bahwa pembesaran sapi mulai dari pedet hingga dewasa butuh waktu 1,5 tahun, dan peternak hanya mengeluarkan biaya produksi tanpa memperoleh hasil yang menguntungkan.

"Pedet betina merupakan sumber pengganti induk afkir dan untuk menambah populasi induk, sedangkan pedet jantan sebagai sumber bakalan sapi perah sangat vital bagi pengadaan induk baru untuk perkembangan produksi susu nasional maupun bagi pengadaan sapi bakalan," kata Mentan Amran Sulaiman pada panen pedet hasil inseminasi buatan (IB), di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur pada awal Oktober lalu. 

Menurut Mentan, berdasarkan pertimbangan tersebut maka pengelolaan pedet harus mendapat perhatian khusus karena tidak dapat sekadar diserahkan kepada peternak, karena akan berakibat terbaginya konsentrasi peternak terhadap pemeliharaan induk dan perawatan pedet yang akan mengakibatkan tingginya kematian pedet, dan rendahnya kualitas induk baru serta sapi potong yang dihasilkan. 

Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga menyatakan akan mendukung pembentukan koperasi peternak rakyat maupun skema pembiayaan, dan sampai saat ini jumlah koperasi yang memiliki unit usaha peternakan dan telah terdaftar dalam online data sistem mencapai 556 koperasi. 

"Sementara untuk koperasi baru yang memiliki unit usaha peternakan sebanyak 68 koperasi dengan anggota 161 kelompok peternak dan tersebar di sepuluh provinsi di Indonesia," kata Puspayoga yang hadir di tempat yang sama. 

Menurut Puspayoga, sebagai wadah dari para petani peternak sapi, koperasi akan menjalankan fungsi sebagai koordinator petani untuk pengadaan pedet sapi, konsentrat, obat-obatan dan lain-lain, serta mencarikan pembeli sapi yang telah dibesarkan petani anggotanya. Dalam hal ini koperasi peternak bekerja sama dengan pihak lain misalnya pedagang sapi, dinas peternakan, koperasi susu, dan perusahaan besar sapi potong yang akan menyalurkan sapi yang telah dibesarkan ke rumah potong hewan (RPH) terdekat.(p/mk)